crop circle


Crop Circle di Magelang Siap Panen
Jakarta - Lama tak terdengar kabarnya, apa kabar crop circle yang muncul di Magelang? Tak lama lagi, padi yang jadi "korban" lingkaran misterius itu akan dipanen.
"Sekarang padi sudah hampir dipanen warga karena saya lihat itu sudah mulai menguning. Bahkan sudah ada yang panen," ujar Kapala Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Magelang, Siswanto saat berbincang dengan detikcom, Senin (14/2/2011).
Siswanto mengatakan, meskipun kejadian itu sudah hampir sebulan berlalu, ternyata masih ada saja warga yang datang untuk melihat. Menurut cerita pengunjung pada Siswanto, mereka masih cukup penasaran.

"Sekarang pengunjungnya masih ada satu atau dua orang setiap hari," katanya. Padi yang membentuk lingkaran misterius itu tetap rebah. Bentuknya tidak berubah.
Siswanto berharap warga tidak perlu lagi mengunjungi lokasi kejadian karena hanya merusak areal persawahan di sekitarnya.

"Yang ada sawah yang lain rusak karena terinjak-injak warga," keluhnya.

Sampai saat ini pihaknya tidak lagi mencari tahu asal muasal crop circle itu, termasuk siapa pembuatnya. Untuk kebaikan bersama, seluruh warga sepakat menganggap fenomena itu adalah kehendak Tuhan.

"Ya kita anggap saja itu fenomena Tuhan, tidak usah dipersoalkan dari mana. Karena kalau dipikir manusia mana jejaknya. Tapi kalau makhluk asing, ah masa kita juga nggak percaya. Jadi baiknya sudahi sajalah," jelas Siswanto.

Fenomena crop circle di areal persawahan milik warga Magelang diketahui pada 30 Januari silam. Lokasi crop circle itu persis berada di belakang pesantren Hidayatul Muhtadiin, hanya berjarak 100 meter.

Sebelum terbentuknya crop circle itu, warga Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Magelang, sempat melihat penampakan aneh di atas persawahan tersebut. Warga menduga penampakan tersebut adalah pesawat UFO. Namun tim LAPAN meyakini itu pola misterius di tengah sawah itu adalah buatan manusia.




Baca Selengkapnya...

arema kalah 1\2 lusin



JAYAPURA– Misi mempertahankan gelar juara Indonesia Super League (ISL) yang dicanangkan Arema FC mungkin perlu direvisi. Penyebabnya tak lain hasil buruk klub berjuluk Singo Edandi Jayapura,kemarin. Bertarung di Stadion Mandala,kandang Persipura,Arema harus pulang bersama kekalahan dengan skor mencolok 1-6.Hasil ini menjadi rekor kekalahan terbesar Arema sejak berjibaku di ISL.

Kapten sekaligus ikon Mutiara Hitam, julukan Persipura,Boaz Solossa mencetak hattrickbagi klubnya di babak kedua.Gol Boaz tercipta pada menit ke-60,63,dan 87. Tiga gol Persipura lainnya disumbangkan Zah Rahan (15),Lukas Mandowen (78),dan Yustinus Pae (81). Pada laga ini Arema sebenarnya mencetak gol lebih dulu saat laga baru berjalan sembilan menit.Namun, malapetaka pasukan Miroslav Janu mulai pada akhir babak pertama saat kiper Ahmad Kurniawan diganjar kartu merah.

AK,inisial Ahmad Kurniawan,pun keluar lapangan dan M Ridhuan ditarik lalu digantikan kiper pelapis Syaifuddin.Kiper senior yang juga kakak kandung penjaga gawang Arema lainnya,Kurnia Meiga,ini diusir wasit setelah melanggar keras Rahmad Rivai. Tindakan kurang sportif AK tersebut disinyalir efek gaji yang belum terbayar. Masalah ini yang membuat pemain sempat mogok,berimbas langsung pada persiapan tim.Bahkan,sebelum menghadapi Persipura,Miro,sapaan Janu,tak bisa memberikan materi latihan yang memadai. ”Pertandingan ini bagus untuk uji coba tim Persipura,”kata Miro,menyindir kekalahan telak timnya.

Kendati sangat kecewa,pelatih asal Republik Ceko ini tak bisa menyalahkan pemain.Sebab,kondisi sebelum bertanding memang sangat tidak mendukung. Miro menambahkan,secara mental maupun fisik timnya sangat tidak ideal untuk bertanding.Terlebih Arema harus bermain dengan 10 orang sejak AK diusir wasit.Sejak itu,menurut sang arsitek, pertandingan sudah tidak berimbang. Benar saja pada babak pertama sejatinya Arema sanggup mengimbangi permainan agresif tuan rumah.

Skor 1-1 cukup mewakili kedua tim memang selevel.Tapi,kondisi di babak kedua sungguh mencengangkan. Selepas AK diganjar kartu merah, semuanya menjadi tidak normal.Arema tersudut di pertahanan mereka dan tidak mampu berbuat banyak untuk sekadar mengimbangi tekanan pemain Persipura. Secara bergantian,Boaz,Mandowen,dan Pae,menggelontor gawang Syaifuddin tanpa ampun.

Stadion Mandala secara nyata menjadi ladang pembantaian.”Saya tahu sulit untuk menang.Tapi,saya tak menyangka dengan skor sebesar ini,”Miro. Pelatih Persipura Jacksen F Tiago sangat bersyukur dengan pencapaian anak asuhnya. Menurut dia,hasil itu berkat kerja keras pemain yang berupaya bangkit kendati sempat dikagetkan gol cepat Roman Chmelo. ● kukuh setyawan

Baca Selengkapnya...

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme